SELAMAT DATANG

anda menyukai ini?

Jumat, 04 November 2011

KEKASIH


Oleh:yanto
dalam dinginnya malam ini kadang kuteringat akan dirimu …
teringat ketika senyummu masih untukku …
yang selalu hadir dalam mimpiku …
yang sampai saat ini masih terbayang dipelupuk mataku …

kau yang dulu kucinta …
dan sampai kapanpun kau selalu kucinta …
kini pergi tinggalkan untukku hanya sisa …
rasa pahit yang selalu terbayang jelas diingatanku …

memang ku tak pernah bisa menyadari …
semua keegoisanku pada diri …
mungkin itu yang membuatmu lelah dan muak …
hingga kau tinggalkanku sendiri …

tak banyak kata lain untukmu lagi …
selain kata “aku masih sayang kamu” …
hanya itu yang masih melekat difikiranku …
tak pernah hilang dalam dekapan waktu yang terluka …

disini dibatas senja kuberdiri …
menantang sang surya tuk tak tenggelam …
supaya ku tak telelap dalam tidur …
supaya ku tak terhanyut dalam lamunan ….

TEMAN


Oleh: Yanto

Teman,
Kala diriku terjerat di penjara cinta
Kala hatiku dibaluti kesayuan rindu
Kala sepi berlabuh di dasar kalbu
Kala irama syahdu menemani diri mengisi waktu
Kala menanti kepastian sejuta persoalan
Kau hadir membelai luka
Bingkisan kata menari dihujung jemari
Seakan mengerti bisikan hati.

Teman,
Hari berganti hari
Masa berlalu memakan waktu
Kemesraan tersimpul rapi dilayari rindu
Menanti malam menjemput siang
Agar ikatan keikhlasan mengupas persahabatan.

Teman,
Bunga yang dimiliki orang
Ditaburi warna kekusaman
Begitulah jua..
Suramnya wajah keperempuananku
Walau berseri disebalik topeng kedukaanJ
iwa meruntun merayu ketenangan
Bertamu disudut kehidupan
Lipatan rahsia kau kailkan
Lalu terapung tanpa jawapan
Murni jiwamu yang menyentuh perasaan
Keikhlasanmu yang merawat kesedihan
Ingin menyemai nostalgia silam
Agar ikatan membuihkan kemesraan.

Teman,
Tanpa kusedar dan tanpa kuduga
Dirimu menanam pohonan cinta
Sedang diriku sudah berpunya
Walau diri diselimuti sengsara
Kini..
Susunan bicara berbaur cinta
Mengungkap istilah sebenarnya
Antara setia dan airmata.

Teman,
Sepi, resah dan duka
Itulah rencah kekosongan hidupku
Tatkala bicaramu sirna di mataku
Senyum dan tawa
Menguntum tanda gembira
Tatkala rancak berbicara
Justeru diriku..
Menyingkap tirai bicara.

Teman,
Andainya puisi ini kau fahami
Andainya jeritan hatiku kau selami
Andainya impianku bisa kau penuhi
Kau tidak berlari mengejar mimpi
Menghitung hari menanti realiti.